Point Plus Plus [ + ]

Cute Bow Tie Hearts Blinking Blue and Pink Pointer

Sabtu, 07 Februari 2015

SEJARAH NABI MUHAMMAD SAW|| Uswatun's

Hai semuanyaaa… aku comeback nih. Aku bawa kisah tentang Nabi Akhir Zaman Rasulullah SAW nih. Ayo yang pengen lebih mengenal Nabi Muhammad, ini dia sejarah Nabi Muhammad SAW


SEJARAH NABI MUHAMMAD SAW

           Dikala manusia masih sangat rendah peradabannya, adalah bangsa Arab yang amat sangat dalam kerusakan moralnya. Itulah sebabnya Allah menjadikan seorang nabi akhiruz zaman dari kalangan bangsa Arab. Saat itulah lahir dari keluarga yang sangat sederhana, seorang bayi yang kelak akan membawa kemajuan peradaban manusia makhluk yang mempunyai akal dan pikiran. Bayi itu yatim, bapanya yang bernama Abdullah telah meninggal dunia kurang lebih 3 bulan sebelum dia dilahirkan. Atas kelahiran bayi itu disambut oleh kakeknya yang bernama Muththalib dengan penuh kasih sayang dan kemudian bayi itu dibawanya ke kaki ka’bah. Di tempat suci inilah bayi itu diberi nama Muhammad, satu nama yang belum pernah ada sebelumnya menurut penelitian para ahli. Kelahiran Nabi Muhammad SAW pada tanggal 12 Rabiul awal tahun gajah bertepatan dengan tanggal 20 Aptil tahun 571 Masehi.
          Tahun kelahiran beliau disebut tahun gajah, karena pada waktu negeri Makkah kedatangan tentara pasukan yang berkendaraan gajah. Adalah seorang Najasyi pemeluk agama Nasrani (kristen) telah selesai membangun gereja di negeri Shan’a ibukota negeri Yaman. Setelah itu, bermaksud hendak meruntuhkan Ka’bah, agar tiada lagi manusia yang berziarah ke Ka’bah rumah Allah itudan supaya pindah saja ke gereja yang baru dibangunnya itu. Kemudian raja mengirim pasukan yang berkendaraan gajah dibawah pimpinan Abraha untuk menghancurkan Ka’bah. Pembesar-pembesar Makkah, seperti Abdul Muthalib dan lainnya merasa tidak mampu lagi melawannya, karena pasukan Abraha sangat kuat dan peralatan senjata yang cukup lengkap. Oleh sebab itu, mereka hanya bisa berdoa dan berserah saja kepada Tuhan yang memiliki Ka’bah dan mereka pun meninggalkan kota Makkah mencari perlindungan masing-masing.
          Ketika pasukan itu hendak meruntuhkan Ka’bah, maka Allah mengutus burung Ababil untuk menghancurkan pasukan itu dengan melempari kerikil-kerikil batu, sehingga mereka bagai daun dimakan ulat. Hal tersebut difirmankan Allah dalam Al-Qur’an pada surah Al-Fil.
          Demikianlah salah satu tanda bukti bahwa Allah maha kuasa, dengan kekuasaanNya sangat mudah sekali untuk membinasakan manusia yang durhaka itu, walaupun hanya dengan lantaran binatang yang barupa burung.

        Sudah menjadi adat kebiasaan orang-orang Makkah di zaman itu, setiap bayi dicarikan orang dari pegununganbuntuk mengasuh dan memeliharanya, karna dari kota Makkah hawanya tidak cocok untuk bayi. Maka bayi Muhammad SAW dicarikan orang dari pegunungan untuk menetekinya dan dipilihkan orang yang berketurunan baik agar berpengaruh pada bayinya. Saat itulah seorang perempuan suku Badwi Halimatus Sa’diyah namanya datang kepeda Siti Aminah ibu Nabi Muhammad SAW menawarkan dirinya untuk merawat Muhammad SAW. Atas persetujuan semua keluarga, maka diserahkanlah bayi Muhammad SAW itu kepada Halimatus Sa’diyah. Setelah mendapat bayi Muhammad SAW, ia benar-benar dapat merasakan perubahan nasib hidupnya. Kalau sebelum itu ia selalu menemui hidup serba susah, binatang ternaknya kurus-kurus lagi perekonomiannya lemah, sehingga kesusahan yang merundung membuat dirinya kurus. Sedang anak kandungnya sendiri sering menangis karena kalaparan dan kekurangan air susu.
          Atas pertolongan Allah jugalah  setelah bayi Muhammad SAW tinggal bersamanya, binatang ternaknya menjadi gemuk-gemuk dan berkembang biak serta tanamannya yang tumbuh subur. Maka kini hidupnya menjadi makmur, air susunya banyak, sehingga anaknya tidak kelaparan lagi dan Halimah pun kembali gemuk dan sehat. Saat itulah Halimah dapat merasakan bahwa dirinya mendapat rahmat dari Allah lantaran bayi Muhammad SAW yang penuh keberkahan itu. Halimah sangat sayang kepada Muhammad SAW sebagaimana ia menyayangi anaknya sendiri. Setelah ternyata demikian, yang mulanya Halimatus Sa’diyah dijanjikan hanya 2 tahun saja mengasuh Muhammad SAW, ia merasa bahwa dua tahun itu hanya sekejap mata saja. Maka, setelah habis waktu yang dijanjikan itu ia datang kepada Siti Aminah untuk minta tambah dua tahun lagi. Dan setelah disepakati, maka Siti Aminah menyerahkan bayi Muhammad SAW kepada Halimah untuk diasuh selama 2 tahun lagi.  Maka selama 4 tahun itulah Muhammad Saw diasuh dan dibesarkan oleh Halimatus Sa’diyah. Halimatus Sa’diyah terpaksa menyerahkan Muhammad SAW setelah habis masa perjanjiannya. Sedang Siti Aminah pun juga sudah ingin cepat-cepat mengasuh anaknya di rumah. Maka kini Nabi Muhammad SAW yang baru berumur 5 tahun diasuh oleh ibunya sendiri yaitu Siti Aminah.

          Setahun kemudian genap enam tahun usia Nabi Muhammad SAW, saat beliau diajak oleh ibunya pergi ke Madinah untuk diperkenalkan kepada keluarga neneknya Bani Najjar yang sekaligus berziarah kepusara ayahnya dikuburkan. Disebuah rumah ditunjukkan kepada Nabi Muhammad SAW dan dengan nada menunjukkan perasaan pil dan terharu yang menghimpun segala kesedihan diceritakan ketika ayahnya pulang berdagang dari negri Syam, sampai disitu telah jatuh sakit dan dirawat dirumah itu sampai datang ajalnya. Demikianlah Siti Aminah menceritakan kepada anaknya tentang peristiwa masa lalunya yang tidak dapat dilupakan selama hidupnya. Rupanya hal itu membawa Nabi Muhammad SAW kepada keharuan juga, sehingga setelah beliau diangkat menjadi Rasul dan setelah hijrah ke Madinah peristiwa itu selalu disebut-sebutnya.
          Satu bulan beliau tinggal di Madinah bersama ibunya, kemudian kembali ke Makkah. Dalam perjalanan mereka ke Makkah, baru sampai disebuah kampung yang bernama Abwa’, mendadak Siti Aminah yaitu ibu Nabi Muhammad SAW jatuh sakit sehingga wafat disitu juga. Betapakah bertambah kesedihannya dikala itu, beliau yang baru beberapa hari saja mendengar berita duka cita, ketika beliau masih di dalam kandungan ibunya telah ditinggal ayahnya pulang ke Rahmatullah. Nabi Muhammad SAW menjadi sedih mengenang nasibnya yang masih berusia 6 tahun sudah tiada ayah dan ibu, maka jadilah beliau bocah yatim piatu. Setelah  pemakaman ibunya sudah selesai, beliaupun meninggalkan kampung itu, meneruskan perjalanannya menuju Makkah bersama-sama dengan kakeknya yaitu Abdul Muthalib.
          Sejak itulah Nabi Muhammad SAW diasuh sendiri oleh kakek dari ayahnya, dan kakeknya yang bernama Abdul Muthalib itu sangat sayang sekali kepada beliau Nabi Muhammad SAW. Dimana ketika Nabi dilahirkan, bukan main senang dan gembiranya Abdul Muthalib itu. Sehingga ia sendiri yang memberinya nama “Muhammad” yang artinya “orang yang terpuji”.
          Kira-kira dua tahun Abdul Muthalib mengasuh Nabi Muhammad SAW, kemudian meninggal dnia. Meninggalnya Abdul Muthalib itu bukan saja merupakan keedihan Nabi Muhammad SAW saja bahkan semua penduduk Makkah seperti itu kesedihannya. Karna semua penduduk Makkah kehilangan seorang pemimpin yang cerdas, bijaksana, berani dan kesatriya, sehingga bagi mereka sangat sulit mencari penggantinya. Disaat itulah Nabi Muhammad SAW diasuh oleh pamannya yang bernama Abu Thalib.
         Abu Thalib yang mengasuh Nabi Muhammad SAW adalah seorang yang kurang mampu dalam perekonomiannya, lagi pula banyak anaknya. Kesayangan Abu Thalib kepada Nabi Muhammad melebihi kesayangannya kepada anaknya sendiri. Karena dari rasa sayangnya , kemana saja Nabi Muhammad SAW pergi, sering diikuti oleh AbuThalib
         Setelah beliau menginjak dewasa, mulailah berusaha sendiri dalam perdagangan. Pada waktu itu siapa saja pasti mengenal Nabi Muhammad SAW adalah seorang pemuda yang jujur, maka itulah Khadijah seorang janda yang kaya telah mempercayakan kepada beliau. Selama beliau mendagangkan barang-barangnya Khadijah , semakinlah kepopuleran kejujuran itu, bukan saja di negeri Makkah bahkan sampai terkenal ke negeri Syam dan lainnya. Maka itulah Khadijah menaruh hati dan ingin mengambil Nabi Muhammad SAW sebagai suami. Rupanya keluarga Nabi Muhammad SAW menyetujui, maka diterimalah lamaran itu dan akhirnya beliau melangsungkan pernikahan dengan Khadijah yang sudah berumur 40 tahun, sedang Nabi Muhammad SAW masih berumur 25 tahun. Atas perkawinan beliau yang tidak sebanding umurnya itu, kita bisa bayangkan, karena Khadijah yang cantik itu masih Nampak muda lagi pula budi pekertinya sangat mulia.
          Setelah beliau berumur 40 tahun, beliau di gua Hira’ sedang memikirkan jalan keluar untuk memperbaiki kaumnya yang bodoh tu, saat itu tepat pada malam ketujuh belas bulan Ramadhan atau tanggal 6 Agustus tahun 610 Masehi, tiba-tiba datang seorang laki-laki yang dikenal memeluknya dengan erat seraya berkata sebagaimana yang tercantum dalam surah Al-Alaq 1-5. Surah Al-Alaq 1-5 tersebut merupakan wahyu pertama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dan saat penobatan beliau menjadi utusan Allah kepada seluruh manusia untuk menyampaikan risalah Allah.
          Adalah Isra’ dan Mi’raj Nabi itu merupakan satu mu’jizat yang luar biasa terdapat pada Nabi Muhammad SAW dengan izin Allah. Sebelum Nabi Muhammad di Isra’ kan, lebih dahulu Nabi Muhammad SAW di operasi oleh Malaikat Jibril, yaitu dada nya dibedah dikeluarkannya kotoran-kotoran tempat bersarang syaithan, hatinya dicucui dengan air Zam-zam serta diisi dengan keimanan dan hikmah, kemudian dipertemukan kembali seperti semula. Setelah itu Nabi Muhammad SAW diberi kendaraan yang bernama Buraq. Dinamakan Buraq karna cepat perjalanannya bagaikan kilat, bergerak selangkah saja sudah lenyap dari pandangan mata.
          Pada peristiwa tersebutlah Nabi Muhammad mendapat perintah yang sangat mulia dari Allah SWT yaitu melaksanakan shalat 5 waktu. . Setelah mendapat perintah tersebut, kembalilah beliau ke dunia ditempat dimana semula beliau di Mi’rajkan yaitu di Masjidil Aqsga, disana Buraq kendaraan yang dipakai kendaaan waktu Isra’nya sedang menunggu. Dengan mengendarai Buraq itu lagi beliau kembali dan tibadi Makkah hari telah Shubuh.
         Dengan turunnya Surat An-Nasr, terasalah oleh Nabi Muhammad SAW bahwa tugasnya sudah hampir selesai. Karena itu beliau berniat hendak melakukan Hajji wada’ (penghabisan). Maka pada tahun 10 Hijriyah, keluarlah beliau beserta 100.000 kaum muslimin untuk melakukan Hajji wada’ itu. Dan ketika beliau dipadang Arafah turun wahyu yang terakhir dari Allah, sebagaimana yang tersebut dalam surah Al-Maidah ayat 3
         Ayat tersebut menjelaskan bahwa islam sudah sempurna dan tidak ada lagi wahyu yang akan turun, karna sebentar lagi Rasulullah SAW akan dipanggil kehadirat Allah SWT. Sejak itulah beliau sering kali menderita sakit kepala dan demam, sembuh sebentar kemudian sakit lagi, begitulah yang tejadi pada beliau hingga sampai datang ajal beliau.

Semoga bermanfaat. See you at the next pos




Tidak ada komentar:

Posting Komentar